“PERJUANGANKU menembus kampus MANGLAYANG”
Detik demi detik, menit demi menit, jam demi jam, minggu demi minggu, bulan demi bulan, akupun menanti hasil kelulusan tes akademis IPDN. Tak henti-hentinya akupun selalu berdo’a pada yang Maha Kuasa agar bisa lolos. Akupun bingung karena tes akademis diundur-undur sebab hanya inilah satu-satunya harapanku untuk bisa melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Apalagi hasil tes SNMPTN yang saya ikuti ternyata gagal, sehingga membuatku menangis. Tetapi ga jadi masalah meskipun gagal lolos SNMPTN, soalnya memang tidak ada persiapan sebelumnya dan kalaupun dilihat-lihat dari segi ekonomi keluargaku belum tentu bisa melanjutkan ke PTN yang aku pilih. Sehingga aku memilih dan berdo’a untuk bisa melanjutkan ke PTN Kedinasan dengan berbagai alasan, seperti membanggakan orangtua, meringankan beban biaya dikarenakan melanjutkan kuliah di PTN Kedinasan itu gratis, sekaligus meraih masa depan yang jelas. Oleh karenanya aku berharap bisa lolos menempuh pendidikan ke kampus Manglayang. Sampai tanggal 6 Agustus 2009 pengumuman hasil tes akademik IPDN belum juga keluar. Aku beberapa kali menghubungi BKD Kota Probolinggo dan senior yang ada di Jatinangor, ternyata mereka hanya bisa bilang menunggu dan menunggu. Akupun khawatir karena aku tidak ingin menganggur lagi seperti selama 1 (satu) tahun kemarin sejak lulus dari SMA. Jika aku gagal lolos tes IPDN, berarti jelas kemungkinan aku akan menganggur lagi dan tidak bisa melanjutkan lagi ke PTN yang lain, sebab semua pendaftaran ke jenjang perguruan tinggi sudah ditutup. Aku hanya bisa berharap dari hasil IPDN.
Alhamdulillah, handphone-ku berdering juga dan itu adalah panggilan dari Mas Fuad, salah seorang pegawai BKD Kota Probolinggo. Pada hari Jum’at, tanggal 7 Agustus 2009 ba’da sholat jum’at, saya dinyatakan lulus tes akademik. Tidak sampai disini perjuanganku, masih tinggal 1 (satu) tes tahap akhir, yaitu Pantukhir yang harus saya ikuti. Kemudian, aku disuruh ke BKD Kota Probolinggo untuk persiapan tes terakhir di Bandung. Saat memasuki Kantor BKD, aku telah disambut oleh beberapa pegawai dan mengucapkan selamat padaku. Mas Fuad langsung memberikan surat dari Kemendagri yang berisi nama-nama calon praja yang lulus serta persiapan-persiapan yang perlu dibawa untuk tes Pantukhir. Ternyata yang lulus dari Kota ataupun Kabupaten Probolinggo hanyalah aku seorang. Rasa sedihpun menghantuiku karena aku sendirian yang tanpa teman dari asal pendaftaran yang dapat melanjutkan ke tes berikutnya, ga enak juga ternyata sendirian. Kemudian hasilnya aku laporkan ke orangtuaku. Beliaupun senang mendengar hal ini.
Hari Sabtu, aku bersama adik dan kedua orangtuaku belanja untuk persiapan inventaris yang perlu dibawa saat tes pantukhir nanti. Uangpun yang dikeluarkan tidak sedikit, sekitar 700 ribu rupiah, uang yang ga sedikit sich menurutku saat itu. Ayah dan ibuku berkorban menjual perhiasannya demi aku. Beban dan tanggungjawabku besar saat ini. Aku harus bisa lulus sampai terakhir intinya. Hari Minggu aku berpamitan pada saudara-saudaraku dan teman-temanku khususnya dari Saka Bhayangkara. Semua saudara dan teman-temanku menyemangati aku. Ada seorang cewek yang saat itu juga berjuang untuk menempuh cita-citanya ikut menyemangati aku, namanya Jita Olisa. Dia juga telah menemani aku saat belanja bahkan kita sama-sama sholat tahajud untuk memohon pada Allah SWT.
Pada hari senin pagi, aku beserta ayah dan adikku ikut mengantarkanku ke BKD Provinsi Jatim-Surabaya. Akupun berpamitan pada ibuku untuk meminta do’a restu. Saat berada di ruang pertemuan BKD Prov, salah seorang pejabat di BKD prov memberikan arahan bahwa yang lulus tes akademik se-Jatim adalah 104 orang dan nantinya tidak semuanya akan bisa lulus tes pantukhir. Tepat pukul 17.00 WIB, kita rombongan capra IPDN Jatim berangkat dari Surabaya ke Bandung. Akupun melambaikan tangan kepada ayah dan adikku. Didalam bus terdengar canda dan tawa dari anak-anak.
Sore menuju malam, malam memasuki pagi, hingga pagipun beranjak siang, akhirnya alhamdulillah kita sampai dengan selamat di kampus IPDN Jatinangor. Didepan gerbang terpancang 2 (dua) buah patung putra putri abdi Negara dan tulisan IPDN tepat didepan halaman rektorat. Kemudian rombongan kami memasuki kampus yang luas dan megah ini dan didalam kampus sudah terkumpul para peserta dari seluruh Provinsi se-Indonesia, kecuali DIY Yogyakarta. Aku sempat berpikir apakah aku pantas diterima disini. Aku kan hanya orang biasa yang banyak kekurangan. Mendengar dari cerita orang-orang di daerah kalau mau masuk IPDN harus bayar, harus anak pejabat, ini itu kek. Apakah Iya? Akupun bingung dengan cerita tersebut. Apakah di Indonesia serba uang? Apakah rakyat biasa tidak bisa berbuat apa-apa? Apakah hanya permainan uang yang terjadi di Indonesia? Aku ingin membuktikannya kalau cerita tersebut tidak benar. Dan aku yakin sama Allah SWT bahwa pertolongan itu hanya pada Allah SWT. Pada selasa malam sebelum tes kesehatan dimulai, aku tertimpa sakit kurang enak badan. Akupun bingung dengan tes besok. Aku pasrah sama yang diatas dengan nasibku besok. Aku tidak boleh menyerah. Aku harus berjuang dengan segenap kemampuanku.
Akhirnya besok pun dilaksanakan tes kesehatan, berturut-turut hari demi hari dilaksanakan mulai tes kesehatan, samapta dan wawancara karena yang namanya pantukhir itu pemantauan terakhir. Setelah semua tes telah aku laksanakan, tinggallah waktunya menunggu pengumuman kelulusan. Hari berganti hari aku jalani dengan kejenuhan di dalam barak/asrama, apalagi selama menjalankan tes pantukhir hingga lulus tidak boleh memegang/membawa HP. Mungkin aku adalah peserta yang paling banyak kekurangan. Tetapi jujur, aku ga mau mengecawakan orangtuaku. Beliau telah berkorban banyak demi aku. Ya Allah aku ga kuat nahan air mata ini. Ayahku hanya bilang sholawat kuncinya. Hari jum’at insya allah pengumuman kelulusan. Aku yakin hanya semangat kerja keras, do’a, sholawat dan pertolongan Allah yang dapat memberikan kelulusan. Aku pasrah, tawakkal. Aku harus belajar ikhlas dan berdo’a hanya untuk mencari ridho’ Allah SWT.
Dan hari yang kutunggu-tunggu, yaitu pengumunan kelulusan sudah tiba. Pengumuman kelulusan diutarakan oleh BKD Prov Jatim di dalam barak/asrama. Sebelum diumumkan, salah seorang pejabat BKD Prov memberikan arahan jika lulus maka ini itu ini itu dan jika ga lulus maka ini itu ini itu. Intinya harus tetap selalu bersyukur. Hingga tiba saatnya diumumkan dan ternyata namaku lulus mejadi praja IPDN. Kami yang lulus bersama-sama melakukan sujud syukur di barak/asrama saat itu juga. Ucapan Alhamdulillah berulang-ulang diucapkan. Dan akhirnya harapanku sudah terpenuhi sekaligus tidak mengecewakan orangtuaku nanti.
Demikianlah cerita singkatku tentang perjuanganku menembus kampus manglayang ini. Dan sekarang aku sudah lulus dan bertugas mengabdi sebagai PNS di daerah asal pendaftaranku. Semua itu karena pertolongan Allah SWT dan berkat doa, dukungan serta semangat dari semua pihak yang telah mendukungku.
Thank You All…………………….!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!